Bahasa Yang Sopan di Kalangan Remaja

(Penulis : Andi Bsetari Harefa, Mahasiswa Universitas Riau Kepulauan)

BATAM. ASIATIMES.ID – Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI). Dimana berfungsi sebagai alat komunikasi atau sebagai sarana penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain.

Jika dilihat dari sifatnya, ada beberapa jenis bahasa yang sering digunakana oleh manusia dalam berinteraksi dengan pihak lain, antara lain, Bahasa diam, bahasa kode, bahasa kontak, bahasa simbol dan bahasa verbal.

Dalam pembahasan ini, penulis memfokuskan pada bahasa verbal. Dimana bahasa verbal merupakan komunikasi antar pertisipan dengan cara menggunakan organ-organ atau lambang-lambang verbal. Apabila menggunakan organ yang mengacu pada bahasa lisan, sedangkan jika menggunakan lambang verbal berarti mengacu pada bahasa tulis. Misalnya, bahasa verbal lisan digunakan oleh beberapa orang yang sedang berdiskusi, wawancara, simposium, dan berbincang-bincang santai. Bahasa verbal tulis digunakan oleh penulis buku, novel, cerpen, dan berkirim surat.

Bangsa Indonesia yang majemuk memiliki banyak suku, budaya dan bahasa, sudah tentu memiliki karakter dan dialek dalam berinteraksi dengan masyarakat lainnya, baik anak-anak remaja, maupun orang dewasa.

Pada umumnya remaja yang beranjak menuju dewasa, kerap menunjukan gaya bahasa mereka yang membentuk opini sebagai cirikhas bahasa remaja.
Bahasa remaja ialah penggunaan bahasa dengan kata-kata yang cenderung pendek, menggabungkan huruf dengan angka, dan menggabungkan penggunaan bahasa Indonesia dengan bahasa daerah serta bahasa asing. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa remaja, yaitu karena pengaruh lingkungan dan peran media sosial.

Bahasa yang di pakai para remaja pada umumnya digunakan di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri.

Perkembangan bahasa di masa remaja ditandai dengan: Jumlah kosakata yang dikuasai semakin banyak seiring dengan semakin banyaknya referensi bacaan serta topik yang semakin kompleks. Semakin berkembangnya pola bahasa pergaulan yang digunakan remaja dengan teman sebaya. Bahasa Indonesia biasa digunakan dalam bahasa sehari – hari, akan tetapi penggunaan bahasa Indonesia sekarang ini telah pudar bagi kalangan remaja. Mereka lebih banyak menggunakan kosa kata serapan dari bahasa asing terutama bahasa Inggris. Mereka beranggapan bahasa yang mereka gunakan untuk pergaulan.

Pada era sekarang ini, pengaruh globalisasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat terutama dikalangan remaja. Salah satu yang terkena dampak globalisasi adalah bahasa yang sering kita gunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam berbicara sering kita jumpai penggunaan bahasa yang tidak biasa, tidak sesuai kaidah bahasa Indonesia.

Dan mirisnya kata tersebut dianggap keren dan bisa cepat menyebar luas hingga bahasa yang tadinya tidak biasa menjadi biasa oleh orang yang mengucapkannya. Hal ini merupakan pemikiran kecil dan sempit yang terjadi pada remaja saat ini, mereka hanya ingin populer atau terkenal dengan pergaulan bebas mereka yang dimana saat dilihat oleh orang-orang adalah pergaulan yang sangat jelek.

Apa penyebab atau faktor dari pudarnya kesantunan berbahasa pada kalangan remaja saat ini? Faktor penyebab yang paling besar ialah terbiasanya para remaja menggunakan bahasa-bahasa cangkokan atau mengadopsi bahasa-bahasa lain sehingga membentuk pola sebagai cirikhas mereka.

Faktor lain penyebab memudarnya kesantunan bahasa yaitu melalui pengaruh media sosial yang tidak baik untuk remaja, seperti memposting atau memberikan kata dan kalimat yang negatif untuk orang lain melalui sosmed.

Penggunaan bahasa kotor dalam percakapan sehari-hari seperti sudah menjadi budaya yang biasa di kalangan remaja. Mereka mungkin memiliki hubungan yang cukup erat sehingga bukan sebuah masalah bagi mereka ketika menggunakan bahasa tersebut. Namun, apabila sedang berada di sekitar masyarakat, apalagi orangtua, ini menjadi sebuah hal yang mengganggu. Hal kedua yang menjadi faktor dari masalah ini ialah lingkungan pergaulan. Lingkungan pergaulan yang dimaksud disini bukanlah mengenai remaja tersebut berasal dari kota atau desa karena bahasa daerah juga memiliki bahasa kotor tersendiri. Ini adalah tentang dengan siapa remaja tersebut bergaul dalam kesehariannya.

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar secara perlahan telah terkikis oleh adanya kemajuan teknologi yang semakin berkembang, sehingga para kaum muda di zaman sekarang kurang memperdulikan penggunaan bahasa Indonesia yang tepat dan menyebabkan kedudukan bahasa Indonesia semakin tertinggal.

Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa Negara sesuai dengan yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 36 yang menyatakan bahwa “Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia”. Oleh sebab itu, banyak Perguruan Tinggi dan sekolah- sekolah di Indonesia yang menambahkan Bahasa Indonesia dalam kurikulumnya. Materi yang diajarkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia menjadi semakin popular dan menarik karena banyak pelajar luar negeri yang juga mempelajari tentang Bahasa Indonesia. Namun disamping itu, materi tentang Bahasa Indonesia juga dianggap sebagai pelajaran yang mudah atau biasa saja. Menurut Setiawati (2008), Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Nasional telah menjadi alat komunikasi yang efektif bagi terjalinnya hubungan antar etnik di Indonesia.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan suatu keharusan bagi rakyat Indonesia seperti yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 63 tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia. Berbahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar (Alwi, dkk., 2010).

Namun, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di zaman sekarang sungguh memprihatinkan. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang, memaksa para kaum muda di zaman sekarang kurang memperdulikan penggunaan bahasa Indonesia yang tepat. Anak muda sekarang lebih cenderung menggunakan bahasa atau ungkapan yang sedang nge-trend di seluruh dunia.

Pengaruh sosial media dapat memenuhi aspek fungsi definisi bahasa Indonesia yang tepat, sehingga ini membuat kedudukan bahasa Indonesia semakin terjepit. Kita sering mendengar orang berdalih bahwa berbahasa itu yang terpenting lawan berbicara dapat memahami informasi yang kita sampaikan, dan tidak harus menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagaimana yang diatur dalam bahasa Indonesia. Pretensi itu berkembang menjadi sebuah aksioma di tengah masyarakat dan akibatnya adalah bahasa Indonesia menjadi terabaikan.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Tidak semua warga Negara Indonesia mengerti apa makna dari bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sesungguhnya belum tentu bahasa Indonesia yang benar itu baik dan bahasa Indonesia yang baik itu benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta efektif dalam penyampaian maksud kepada lawan bicara. Sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah bahasa baku.
Adanya aturan baku tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar (formal), masih saja disalahgunakan oleh sebagian masyarakat kita. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku berbahasa masyarakat kita dewasa ini. Sikap bangsa Indonesia terhadap bahasa Indonesia cenderung ambivalen, sehingga terjadi dilematis. Artinya, di satu pihak kita menginginkan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern dan dapat mengikuti perkembangan zaman serta mampu merekam ilmu pengetahuan dan teknologi global, tetapi di pihak lain kita telah melunturkan identitas dan citra diri itu dengan lebih banyak mengapresiasi bahasa asing sebagai lambang modernisasi.

penggunaan bahasa yang baik dan sopan adalah salah satu aspek penting dalam komunikasi manusia. Bahasa yang baik dan sopan mencerminkan budaya,
nilai-nilai, dan etika suatu Masyarakat, Apalagi Bangsa kita dikenal dengan budayanya yang luhur. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan perubahan dalam cara remaja berkomunikasi, terutama dalam konteks media sosial dan permainan daring (online games). Beberapa faktor yang memengaruhi perubahan ini adalah konten gamer yang menghadirkan spontanitas dan kurangnya peran orangtua dalam membentuk cara berbicara anak-anak kita.

Seiring dengan perkembangan teknologi, penggunaan bahasa yang sopan sering kali terabaikan. Remaja sering terpapar dengan konten-konten media yang tidak mempromosikan etika berbicara yang baik. Salah satu contohnya adalah dalam dunia gaming, di mana pemain sering menggunakan kata-kata kasar atau merendahkan dalam interaksi mereka. Hal ini dapat memiliki dampak negatif pada cara remaja berbicara dan berkomunikasi di kehidupan sehari-hari mereka.

Orangtua memiliki peran penting dalam membentuk perilaku berbicara anak- anak mereka. Dengan memberikan perhatian lebih terhadap penggunaan bahasa yang baik dan sopan, orangtua dapat membantu mengatasi masalah ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Contohkan Penggunaan Bahasa yang Baik: Orangtua harus menjadi contoh yang baik dalam penggunaan bahasa yang sopan. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka.

2. Diskusi Terbuka: Bicarakan pentingnya bahasa yang baik dan sopan dengan anak-anak kita. Berbicaralah tentang etika berbicara, penghormatan terhadap orang lain, dan dampak kata-kata yang tidak sopan.

3. Batas Penggunaan Media: Tentukan batasan waktu yang sehat untuk penggunaan media, termasuk bermain game online. Pastikan bahwa anak- anak juga memiliki waktu untuk berinteraksi di dunia nyata.

4. Pantau Konten: Periksa konten media yang dikonsumsi oleh anak-anak kita. Pastikan mereka tidak terpapar dengan konten yang merendahkan atau vulgar.

5. Dorong Pertukaran Ide: Ajak anak-anak kita untuk berbicara tentang pengalaman mereka dalam bermain game atau berinteraksi di media sosial. Ini bisa menjadi kesempatan untuk mengajarkan mereka bagaimana berbicara dengan baik dan sopan dalam situasi online. Kalau perlu sekali-kali kita ikut main bareng (Mabar).

Pendidikan Etika Berbicara: Bicarakan etika berbicara, termasuk cara memberikan kritik yang konstruktif dan cara menghadapi konflik dengan baik.
Penggunaan bahasa yang baik dan sopan adalah keterampilan yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari. Ini bukan hanya tentang berbicara dengan sopan kepada orang lain, tetapi juga tentang menghormati dan membangun hubungan yang sehat. Semua pihak, termasuk orangtua, guru, dan masyarakat, harus berkolaborasi untuk memastikan bahwa remaja kita memiliki keterampilan ini.

Dengan mendidik generasi muda tentang pentingnya bahasa yang baik dan sopan, kita dapat memastikan bahwa budaya komunikasi yang positif dan menghormati akan terus hidup dan berkembang di masa depan.
Sebagai Masyarakat Indonesia, kita harus tetap menjaga tutur kata dalam berbahasa dengan cara menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik, sopan, dan benar. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia atau KBBI. Dengan berbahasa dengan baik dan benar, kita menjaga Indonesia agar tetap Bersatu dan tidak memiliki perselisihan antar Masyarakat Indonesia. Sopan santun dalam berbahasa harus dilaksanakan oleh seluruh Masyarakat baik dari anak-anak, remaja, dewasa, ataupun orang yang lebih tua, namun akhir-akhir ini banyak sekali hal-hal yang buruk menyangkut penggunakan Bahasa.

Para remaja sebaiknya berhati-hati dalam bertutur kata, karena hal yang diucapkan oleh seseorang merupakan buah dari hasil pemikiran ataupun perasaan orang tersebut. Oleh karenanya, seseorang dapat dinilai dari cara ia berbahasa. Saat seseorang berkata kotor, orang lain dapat langsung memberi penilaian bahwa orang tersebut mempunyai sifat yang kasar atau memiliki etika berbahasa yang tidak baik. Namun sebaliknya, ketika seseorang berbahasa dengan etika yang baik, maka orang lain menilai bahwa seseorang tersebut adalah orang yang penuh sopan-santun dan beretika baik. Semua orang tentunya tidak ingin dinilai jelek oleh orang lain, hal itu dapat menjadi faktor kita dapat dikucilkan. Maka, kesantunan berbahasa adalah penting untuk menghindari pemikiran negative seseorang dalam menilai pribadi kita. Bukan untuk kepentingan pencitraan, namun memang sepantasnya sebagai generasi

bangsa Indonesia memiliki etika berbahasa yang baik sehingga pihak luar mau bekerjasama dengan bangsa ini untuk membangun bangsa ini menuju kesejahteraan.

Penulis : Andi Bestari Harefa

Mahasiswa Universitas Riau Kepulauan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *