Gunungsitoli, Universitas Nias yang dibentuk dengan penggabungan STIE PEMBNAS dan IKIP Gunungsitoli di bawah naungan Yaperti Nias sedang memasuki babak baru. Di bawah kepemimpinan Pj. Rektor Eliyunus Waruwu, S.Pt,M.Si terlihat berbagai pembaharuan di segala bidang. Mulai dari penataan struktural kepemimpinan Rektorat hingga peningkatan pembangunan infrastruktur penunjang perkuliahan.
Sejalan dengan misi tersebut, Dosen-dosen nakal yang diduga melakukan pelanggan integritas akademik turut dibersihkan. Satu diantaranya Drs. Aroli Hulu, MM yang merupakan Dosen Senior STIE PEMBNAS (kini Fakultas Ekonomi-UNIAS) yang telah mengabdi sejak tahun 1994.
Namun pemberhentian tidak hormat terhadap Drs. Aroli Hulu,MM yang diterbitkan Yaperti pada tanggal 25 Juli 2022 memantik keprihatinan dari sebagian besar Alumni. Ribuan testimoni Alumni STIE PEMBNAS-NIAS berseliweran di Sosial Media. Umumnya, para Alumni tidak percaya bahwa Aroli Hulu melakukan Joki Skripsi sebagaimana yang dituduhkan.
Presiden Mahasiswa STIE PEMBNAS TA 2013-2014 Hasablimar Gea,SE yang dimintai keterangannya, kepada awak media menyampaikan agar Yaperti Nias mempertimbangkan pandangan para Alumni terhadap sosok Aroli Hulu.
“Setelah Aroli Hulu resmi diberhentikan, sosial media menjadi heboh. Berbagai testimoni Alumni sudah disampaikan secara terbuka. Reaksi ini tidak biasa. Tidak seperti Dosen yang diberhentikan lainnya”. Ucap Hasab.
Lebih lanjut, Hasab menerangkan posisi Aroli Hulu sebagai Dosen Senior yang telah mengabdi tidak kurang dari 28 tahun.
“Beliau(Aroli Hulu_red), sudah mengajar sejak tahun 1994. Kala Itu STIE PEMBNAS masih dikenal sebagai Akademi Manajemen. Artinya bahwa Aroli Hulu sudah mengabdi kurang lebih 28 Tahun”. Bebernya.
Fakta-fakta ini sebut Hasab, bisa dijadikan pijakan bagi Yaperti Nias untuk kembali meninjau keputusannya.
“Dua fakta ini sebetulnya bisa menjadi landasan Yaperti Nias untuk meninjau kembali keputusannya”. Tutup Hasab penuh harap.
Sementara, Pj Rektor Universitas Nias Eliyunus Waruwu,S.Pt,M.Si yang berusaha dihubungi awak media tidak merespon.
